Assalamualaikum
Minggu, 06 Oktober 2013
In:
My Assignment
Makalah Komunikasi Kesehatan "Memilih Media Dalam Komunikasi Kesehatan"
Makalah Komunikasi Kesehatan
"Memilih Media Dalam Komunikasi Kesehatan

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendakNya penulisan makalah ini
dengan judul “Memilih
Media Dalam Komunikasi Kesehatan” dapat terselesaikan dengan baik. Dalam kesempatan ini penulis
menghaturkan rasa hormat dan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Drs.
Muhammad Jufri, M.Si selaku dosen pengajar dan semua pihak yang telah membantu
memberikan masukan, saran-saran positif dalam pembuatan makalah, sehingga penulis
dapat merampungkan serta menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas
dalam mata kuliah Komunikasi Kesehatan dan
bertujuan untuk dapat memberikan informasi kepada para pembaca
tentang memilih media dalam
komunikasi kesehatan.
Dalam penulisan makalah ini,
penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan
makalah ini.
Parigi,
04 Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATAPENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan masalah
........................................................................................ 2
C. Tujuan ......................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
I.
Landasan Teori ...................................................................................... .. 3
II.
Memilih Media Dlam Komuniasi
Kesehatan ................................................ 4
III.
Manfaat Dan Tujuan Penggunaan Media
Dalam
Komunikasi Kesehatan ................................................................... 5
IV.
Klasifikasi Media Komunikasi
Kesehatan .................................................... 5
V.
Macam/Jenis Media Komunikasi
Kesehatan.................................................. 7
VI.
Langkah-langkah Penetapan Media
Kesehatan............................................. 12
VII.
Pesan Dalam Media ....................................................................................... 14
BAB III PENUTUP……………………………………………………………… 16
A. Kesimpulan ……………………………………………………………… 16
B. Saran .............................................................................................. 16
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Upaya mewujudkan kesehatan
masyarakat di Indonesia terutama dilakukan dengan melakukan perubahan perilaku kesehatan
melalui komunikasi kesehatan. Komunikasi kesehatan meliputi kegiatan pendidikan
kesehatan disertai pemberdayaan masyarakat. Komunikasi kesehatan memiliki
tujuan utama mengubah pengetahuan masyarakat agar terbentuk perilaku sehat
sesuai yang diharapkan. Peningkatan pengetahuan kesehatan masyarakat diharapkan
memicu sikap mendukung perilaku sehat. Proses komunikasi kesehatan merupakan
proses transfer informasi tentang kesehatan yang diharapkan melalui suatu media
komunikasi kepada masyarakat. Komponen komunikasi tersusun atas pengirim dan
penerima pesan, isi pesan, media dan efek dari pesan.
Media promosi kesehatan
yang baik adalah media yang mampu memberikan informasi atau pesan-pesan
kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan sasaran, sehingga sasaran mau
dan mampu untuk mengubah perilaku sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan.
Promosi kesehatan di sekolah misalnya, merupakan langkah yang strategis dalam
upaya peningkatan kesehatan masyarakat, khususnya dalam mengembangkan perilaku
hidup sehat (Notoatmodjo, 2005). Menurut Suhardjo (2003), media sebagai sarana
belajar mengandung pesan atau gagasan sebagai perantara untuk menunjang proses
belajar atau penyuluhan tertentu yang telah direncanakan.
Menurut Notoatmodjo
(2005), Komunikasi kesehatan tidak dapat lepas dari media karena melalui media,
pesan-pesan disampaikan dengan mudah dipahami dan lebih menarik. Media juga
dapat menghindari kesalahan persepsi, memperjelas informasi, mempermudah
pengertian. Disamping itu, dapat mengurangi komunikasi yang verbalistik dan
memperlancar komunikasi. Dengan demikian sasaran dapat mempelajari pesan
tersebut dan mampu memutuskan mengadopsi perilaku sesuai dengan pesan-pesan
yang disampaikan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut,
penulis merumuskan beberapa masalah, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan Media dan
Komunikasi Kesehatan?
2. Apa saja manfaat dan tujuan dari
penggunaan media dalam komunikasi kesehatan?
3. Apa saja jenis/macam-macam media dalam
komunikasi kesehatan?
4. Apa Langkah-langkah penetapan media Komunikasi
kesehatan ?
5. Bagaimana pesan dalam media agar mudah
tersalurkan ?
C.
Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah
1.
Menjelaskan
pengertian dari Media dan Komunikasi Kesehatan.
2.
Mendeskripsikan
manfaat dan tujuan dari penggunaan media dalam komunikasi kesehatan.
3.
Mendeskripsikan
Jenis-jenis/macam-macam media yang di gunakan dalam Komunikasi Kesehatan.
4.
Menjelaskan
langkah-langkah penetapan media Komunikasi Kesehatan.
5.
Menjelaskan
pesan dalam media agar komunikasi kesehatan mudah di tersalurkan dan di pahami
oleh masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
LANDASAN TEORI
A.
Defenisi
Komunikasi Kesehatan adalah Usaha
yang sistematis untuk mempengaruhi secara positif perilaku kesehatan
masyarakat, dengan menggunakan berbagai prinsip dan metode komunikasi baik
menggunakan komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok maupun komunikasi
massa.
Komunikasi
kesehatan adalah proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator melalui
saluran/media tertentu kepada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku
manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan
(status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan sosial.
Kesehatan
komunikasi dapat didefinisikan sebagai "Seni dan teknik pemberitahuan,
mempengaruhi, dan memotivasi penonton individu, kelembagaan, dan publik tentang
isu-isu kesehatan penting. Ruang lingkup komunikasi kesehatan meliputi
pencegahan penyakit, promosi kesehatan, kebijakan kesehatan, dan bisnis
perawatan kesehatan serta peningkatan kualitas hidup dan kesehatan individu
dalam masyarakat "- People Sehat 2010, hal 11-20 .
Kata
media berasal dari bahasa latin “medius” yang berarti tengah, perantara, atau
pengantar. Secara harfiah dalam bahasa Arab, media berarti perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media atau alat peraga dalam
Komunikasi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu promosi kesehatan yang
dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar
komunikasi dan Penyebarluasan informasi.
Media
Komunikasi kesehatan adalah semua sarana atau upaya menampilkan pesan atau
informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak,
elektronika, dan media luar ruang, sehingga pengetahuan sasaran dapat meningkat
dan akhirnya dapat mengubah perilaku ke arah positif terhadap kesehatan
(Soekidjo, 2005).
II.
MEMILIH MEDIA DALAM KOMUNIKASI
KESEHATAN
Upaya
mewujudkan kesehatan masyarakat di Indonesia terutama dilakukan dengan
melakukan perubahan perilaku kesehatan melalui Komunikasi kesehatan. Komunikasi
kesehatan memiliki tujuan utama mengubah pengetahuan masyarakat agar terbentuk
perilaku sehat sesuai yang diharapkan. Peningkatan pengetahuan kesehatan
masyarakat diharapkan memicu sikap mendukung perilaku sehat, bila didukung
faktor pemungkin dan pendorong akan membentuk perilaku sehat.
Memilih media sebagai saluran menyampaikan pesan kesehatan dipengaruhi metode
yang digunakan. Beberapa metode Komunikasi kesehatan dikenal antara lain metode
Komunikasi perorangan, kelompok dan massa. Metode Komunikasi perorangan dapat
berupa bimbingan dan penyuluhan (konseling) serta wawancara. Metode Komunikasi
kelompok dapat dilakukan dengan ceramah, diskusi kelompok, curah pendapat,
metode bola salju, permainan peran dan permainan simulasi. Metode Komunikasi
massa umumnya bersifat tidak langsung (satu arah) seperti ceramah umum,
pidato di media massa, simulasi, sinetron, tulisan di media massa, spanduk,
poster, dan lain-lain.
Media dalam Komunikasi kesehatan pada hakekatnya alat bantu pendidikan kesehatan.
Menurut fungsi sebagai saluran pesan media komunikasi kesehatan dapat
dikelompokkan atas media cetak, media elektronik dan media papan (billboard).
Beberapa media cetak dikenal antara lain booklet, leaflet, selebaran (flyer),
lembar balik (flip chart), artikel atau rubrik, poster dan foto. Media
elektronik dapat berupa televisi, radio, video, slide, film strip dan sekarang
dikenal internet. Media papan berupa baliho biasanya dipasang di tempat-tempat
umum yang menjadi pusat kegiatan masyarakat.
Alat
peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis dengan foto
dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi
maupun tunggal, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu alat peraga harus
mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran dan ide atau gagasan yang terkandung
didalamnya harus dapat diterima oleh sasaran.
III.
MANFAAT DAN TUJUAN PENGGUNAAN MEDIA
DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN
A.
Manfaat Penggunaan Media Dalam
Komunikasi Kesehatan
1) Membantu dalam mengatasi banyak hambatan
dalam pemahaman
2) Mencapai sasaran
3) Merangsang sasaran untuk meneruskan
pesan yang diterima kepada orang lain
4) Mempermudah penyampaian informasi
5) Menimbulkan minat sasaran pendidikan
B.
Tujuan Media Dalam Komunikasi
Kesehatan
1) Menciptakan iklim bagi penerimaan dan
perubahan nilai, sikap dan perilaku kesehatan.
2) Mengajarkan keterampilan mendengarkan,
membaca, menulis hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan dll.
3) Pengganda sumber daya pengetahuan,
kenikmatan dan anjuran tidakan kesehatan.
4) Membentuk pengalaman baru terhadap
perilaku hidup sehat dari statis ke dinamis.
5) Meningkatkan aspirasi dibidang
kesehatan.
6) Mengajarkan masyarakat menemukan norma
dan etika penyebarluasan informasi di bidang kesehatan atau layanan komunikasi
kesehatan.
7) Berpartisipasi dalam keputusan atas
hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan
8) Mengubah struktur kekuasaan antara
produsen dan konsumen di bidang kesehatan.
9) Menciptakan rasa kebanggaan/kesetiaan
terhadap produk, dll.
IV.
KLASIFIKASI MEDIA KOMUNIKASI KESEHATAN
Umar Hamalik, Djamarah dan Sadiman
dalam Adri (2008), mengelompokkan media promosi kesehatan menjadi 2 kelompok,
yaitu:
1. Berdasarkan jenisnya, yaitu:
· Media auditif, yaitu media yang hanya
mengandalkan kemampuan suara saja, seperti tape recorder.
· Media visual, yaitu media yang hanya
mengandalkan indra penglihatan dalam wujud visual, seperti tv, layar plasma,
dll.
· Media audiovisual, yaitu media yang
mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan
yang lebih baik, dan media ini dibagi ke dalam dua jenis, yaitu:
- Audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film
sound slide
- Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan
gambar yang bergerak, seperti film, video cassete dan VCD.
2. Berdasarkan fungsinya
a) Media cetak
Media
cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Pada
umumnya terdiri atas gambaran sejumlah kata, gambar, atau foto dalam tata
warna. Contohnya poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar balik,
stiker, dan pamflet. Fungsi utamanya adalah memberi informasi dan menghibur.
Kelebihan yang dimiliki media cetak antara lain tahan lama, mencakup banyak
orang, biaya tidak terlalu tinggi, tidak perlu energi listrik, dapat dibawa,
mempermudah pemahaman, dan meningkatkan gairah belajar. Kelemahannya tidak
dapat menstimulasi efek suara dan efek gerak serta mudah terlipat.
b) Media elektronik
Media
elektronik aitu suatu media bergerak, dinamis, dapat dilihat, didengar, dan
dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Contohnya televisi,
radio, film, kaset, CD, VCD, DVD, slide show, CD interaktif, dan lain-lain.
Kelebihan media elektronik antara lain sudah dikenal masyarakat, melibatkan
semua pancaindra, lebih mudah dipahami, lebih menarik karena ada suara dan
gambar, adanya tatap muka, penyajian dapat dikendalikan, janagkauan relatif
lebih besar/luas, serta dapat diulang-ulang jika digunakan sebagai alat
diskusi. Kelemahannya yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit, memerlukan
energi listrik, diperlukan alat canggih dalam proses produksi, perlu persiapan
matang, peralatan yang selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan,
dan perlu keterampilan dalam pengoprasian.
c) Media luar ruang / media papan
(billboard)
Media luar ruang yaitu suatu media yang penyampaian pesannya di luar
ruang secara umum melalui media cetak dan elektronik secara statis. Contohnya
papan reklame, spanduk, pameran, banner, TV layar lebar, dan lain-lain.
Kelebihan media luar ruang diantaranya sebagai informasi umum dan hiburan,
melibatkan semua pancaindra, lebih menarik karena ada suara dan gambar, adanya
tatap muka, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relatif lebih luas.
Kelemahannya yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit, ada yang memerlukan
listrik atau alat canggih, perlu kesiapan yang matang, peralatan yang selalu
berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan.
V.
MACAM/JENIS MEDIA KOMUNIKASI KESEHATAN
Alat-alat peraga dapat dibagi dalam
empat kelompok besar :
1.
Benda
asli.
Benda
asli adalah benda yang sesungguhnya, baik hidup maupun mati. Jenis ini
merupakan alat peraga yang paling baik karena mudah dan cepat dikenal serta
mempunyai bentuk atau ukuran yang tepat. Kelemahan alat peraga ini tidak selalu
mudah dibawa kemana-mana sebagai alat bantu mengajar. Termasuk dalam alat
peraga, antara lain benda sesungguhnya (tinja dikebun, lalat di atas tinja, dan
lain-lain), spesimen (benda yang telah diawetkan seperti cacing dalam botol
pengawet, dan lain-lain), sampel (contoh benda sesungguhnya untuk
diperdagangkan seperti oralit, dan lain-lain).
2.
Benda
tiruan
Benda
tiruan memiliki ukuran yang berbeda dengan benda sesungguhnya. Benda tiruan
bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi kesehatan karena
benda asli mungkin digunakan (misal, ukuran benda asli yang terlalu besar,
terlalu berat, dan lain-lain). Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam
bahan seperti tanah, kayu, semen, plastik, dan lain-lain.
3.
Gambar
atau media grafis
Grafis
secara umum diartikan sebagai gambar. Media grafis adalah penyajian visual
(menekankan persepsi indra penglihatan) dengan penyajian dua dimensi. Media
grafis tidak termasuk media elektronik. Termasuk dalam media grafis antara
lain, poster, leaflet, reklame, billboard, spanduk, gambar karikatur, lukisan,
dan lain-lain.
a. Poster
Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan
gambar-gambar dengan sedikit kata-kata. Poster merupakan pesan singkat dalam
bentuk gambar dnegan tujuan memengaruhi seseorang agar tertarik atau
bertindakan pada sesuatu. Makna kata-kata dalam poster harus jelas dan tepat
serta dapat dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih 6 meter. Poster
biasanya ditempelkan pada suatu tempat yang mudah dilihat dan banyak dilalui
orang misalnya di dinding balai desa, pinggir jalan, papan pengumuman, dan
lain-lain. Gambar dalam poster dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun, gambar
atau foto.
Poster terutama dibuat untuk memengaruhi orang banyak dan
memberikan pesan singkat. Oleh karena itu, cara pembuatannya harus menarik,
sederhana, dan hanya berisikan satu ide atau satu kenyataan saja. Poster yang
baik adalah poster yang mempunyai daya tinggal lama dalam ingatan orang yang
melihatnya serta dapat mendorong untuk bertindak. Poster tidak dapat memberi
pelajaran dengan sendirinya karena keterbatasan kata-kata. Poster lebih cocok
digunakan sebagai tindak lanjut dari suatu pesan yang sudah disampaikan
beberapa waktu yang lalu. Dengan demikian poster bertujuan untuk mengingatkan
kembali dan mengarahkan pembaca ke arah tindakan tertentu sesuai dengan apa
yang diinginkan oleh komunikator.
Berdasarkan isi pesan, poster dapat disebut sebagai
thematic poster, tactical poster, dan practical poster. Thematic poster yaitu
poster yang menerangkan apa dan mengapa, tactical poster menjawab kapan dan
dimana; sedangkan practical poster menerangkan siapa, untuk siapa, apa,
mengapa, dan dimana.
F Syarat-syarat yang perlu diperhatikan
dalam pembuatan poster :
1)
Dibuat
dalam tata letak yang menarik, misal besarnya huruf, gambar, dan warna yang
mencolok.
2)
Dapat
dibaca (eye cather) orang yang lewat.
3)
Kata-kata
tidak lebih dari tujuh kata.
4)
Mengunakan
kata yang provokatif, sehingga menarik perhatian.
5)
Dapat
dibaca dibaca dari jarak enam meter.
6)
Harus
dapat menggugah emosi, misal dengan menggunakan faktor ini, bangga, dan
lain-lain.
7)
Ukuran
yang besar: 50 x 70 cm, kecil : 35 x 50 cm.
F Dimana tempat pemasangan poster :
1)
Poster
biasanya dipasang ditempat-tempat umum dimana orang sering berkumpul, seperti
halte bus, dekat pasar, dekat toko/warung.
2)
Persimpangan
jalan desa, kantor kelurahan, balai desa, posyandu, dan lain-lain.
F Kegunaan poster :
1)
Memberikan
peringatan, misalnya tentang selalu mencuci tangan dnegan sabun setelah buang
air besar dan sebelum makan.
2)
Memberikan
informasi, misalnya tentang pengolahan air dirumah tangga.
3)
Memberikan
anjuran, misalnya pentingnya mencuci makanan mentah dan buah-buahan dengan air
bersih sebelum makan.
4)
Mengingatkan
kembali, misalnya cara mencuci tangan yang benar.
5)
Memberikan
informasi tentang dampak, misalnya informasi tentang dampak buang air besar
(BAB) dijamban.
F Keuntungan poster :
1)
Mudan
dibuat.
2)
Singkat
waktu dalam pembuatannya.
3)
Murah.
4)
Dapat
menjangkau orang banyak.
5)
Mudah
menggugah orang banyak untuk berpartisipasi.
6)
Bisa
dibawa kemana-mana.
7)
Banyak
variasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain poster.
Poster secara umum terdiri atas beberapa bagian, yaitu :
1)
Judul
(head line)
2)
Subjudul
(sub head line)
3)
Body
copy/copy writing, dan
4)
Logo
dan indentitas.
Judul harus dapat dibaca jeas dari jarak enam meter,
mudah dimengerti, mudah diingat. Subjudul harus menjelaskan, melengkapi, dan
menerangkan judul secara singkat. Poster juga memerlukan adanya ilustrasi.
Ilustrasi ini harus atraktif berhubungan erat dengan judul dan terpadu dengan
penampilan secara keseluruhan. Warna merupakan salah satu unsur grafis.
Pengertian warna bisa meliputi warna simbolik atau rasa kejiwaan. Warna dapat
dibagi menjadi tiga kelompok menurut jenisnya, yaitu warna primer (merah,
kuning, biru), warna sekunder (hijau, kuning, lembayung), dan warna tersier
(cokelat kemerahan, cokelat kekuningan, cokelat kebiruan). Warna sebagai simbol
mempunyai arti tersendiri. Misalnya, merah berarti berani, putih berarti suci,
kuning berarti kebesaran, hitam berarti abadi, hijau berarti harapan, dan merah
muda berarti cemburu. Mengenal rasa warna dapat diartikan sebagai berikut merah
adalah warna panas, biru adalah warna dingin, dan hijau adalah warna sejuk.
b. Leaflet
Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan
kalimat-kalimat singkat, padat, mudah dimengerti, dan gambar-gambar yang
sederhana. Leaflet atau sering juga disebut pamflet merupakan selembar kertas
yang berisi tulisan cetak tentang suatu masalah khusus untuk sasaran dan tujuan
tertentu. Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm yang berisi tulisan 200 – 400
kata. Ada beberapa leaflet yang disajikan secara berlipat.
Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat
tentang suatu masalah, misalnya deskripsi pengolahan air ditingkat rumah
tangga, deskripsi tentang diare serta pencegahannya, dan lain-lain. Isi harus
bisa ditangkap dengan sekali baca. Leaflet dapat diberikan atau disebarkan pada
saat pertemuan-pertemuan dilakukan seperti pertemuan Focus Group Discussion
(FGD), pertemuan posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain.
F Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
membuat leaflet :
1)
Tentukan
kelompok sasaran yang ingin dicapai.
2)
Tuliskan
apa tujuannya.
3)
Tentukan
isi singkat hal-hal yang mau ditulis dalam leaflet.
4)
Kumpulan
tentang subjek yang akan disampaikan.
5)
Buat
garis-garis besar cara penyajian pesan, termasuk didalamnya bagaimana bentuk
tulisan gambar serta tata letaknya.
6)
Buatkan
konsepnya. Konsep dites terlebih dahulu pada kelompok sasaran yang hampir sama
dengan kelompok sasaran, perbaiki konsep, dan buat ilustrasi yang sesuai dengan
isi.
F Kegunaan leaflet :
1)
Mengingat
kembali tentang hal-hal yang telah diajarkan atau dikomunikasikan.
2)
Untuk
memperkenalkan ide-ide baru kepada orang banyak.
F Keuntungan leaflet :
1)
Dapat
disimpan lama
2)
Sebagai
referensi
3)
Jangkauan
dapat jauh
4)
Membantu
media lain
5)
Isi
dapat dicetak kembali dan dapat sebagai bahan diskusi
c. Papan pengumuman
Papan pengumuman biasanya dibuat dari papan dengan ukuran
90 x 120 cm, biasa dipasang di dinding atau ditempat tertentu seperti balai
desa, posyandu, masjid, puskesmas, sekolah, dan lain-lain. Pada papan tersebut
gambar-gambar atau tulisan-tulisan dari suatu topik tertentu.
F Cara menggunakan papan pengumuman :
1)
Tentukan
jangka waktu pemasangan sehingga tidak membosankan, misal 1-2 minggu.
2)
Gunakan
pada peristiwa-peristiwa tertentu saja, misal pada waktu pertemuan besar atau
hari libur.
3)
Cari
sumber untuk melengkapi tampilan, misal dari perpustakaan, kantor humas, dan
lain-lain.
F Keuntungan papan pengumuman :
1)
Dapat
dikerjakan dengan mudah.
2)
Merangsang
perhatian orang.
3)
Menghemat
waktu dan membiarkan pembaca untuk belajar masalah yang ada.
4)
Merangsang
partisipasi.
5)
Sebagai
review atau pengingat terhadap bahan yang pernah diajarkan.
d. Gambar Optik
• Foto
Foto sebagai bahan untuk alat peraga digunakan dalam bentuk album
ataupun dokumentasi lepasan. Album merupakan foto-foto yang isinya berurutan,
menggambarkan suatu cerita, kegiatan, dan lain-lain. Album ini bisa dibawa dan
ditunjukkan kepada masyarakat sesuai dengan topik yang sedang didiskusikan.
Misalnya album foto yang berisi kegiatan-kegiatan suatu desa untuk mengubah
kebiasaan buang air besarnya menjadi di jamban. Dokumentasi lepasan yaitu
foto-foto yang berdiri sendiri dan tidak disimpan dalam bentuk album. Menggambarkan
satu pokok persoalan atau titik perhatian. Foto ini digunakan biasanya untuk
bahan brosur, leaflet, dan lain-lain.
• Slide
Slide pada umumnya digunakan untuk sasaran kelompok.
Penggunaan slide cukup efektif karena gambar atau setiap materi dapat dilihat
berkali-kali dan dibahas lebih mendalam. Slide sangat menarik, terutama bagi
kelompok anak sekolah dibanding dengan gambar, leaflet, dan lain-lain.
• Film
Film merupakan media yang bersifat menghibur, disamping
dapat menyisipkan pesan-pesan yang bersifat edukatif. Sasaran media ini adalah
kelompok besar dan kolosal.
VI.
LANGKAH-LANGKAH PENETAPAN MEDIA
KESEHATAN
Langkah-langkah
dalam merancang pengembangan media komunikasi kesehatan adalah sebagai berikut
:
1.
Menetapkan
Tujuan
Tujuan
harus relaistis, jelas, dan dapat diukur (apa yang diukur, siapa sasaran yang
akan diukur, seberapa banyak perubahan akan diukur, berapa lama dan dimana
pengukuran dilakukan). Penetapan tujuan merupakan dasar untuk merancang media
promosi dan merancang evaluasi.
2.
Menetapkan
Segmentasi Sasaran
Segmentasi
sasaran adalah suatu kegiatan memilih kelompok sasaran yang tepat dan dianggap
sangat menentukan keberhasilan promosi kesehatan. Tujuannya antara lain
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, memberikan kepuasan pada
masing-masing segmen, menentukan ketersediaan jumlah dan jangkauan produk,
serta menghitung jenis dan penempatan media.
3.
Memposisikan
Pesan (Positioning)
Memposisikan
pesan adalah proses atau upaya menempatkan suatu prosuk perusahaan, individu
atau apa saja ke dalam alam pikiran sasaran atau konsumennya. Positioning
membentuk citra.
4.
Menentukan
Strategi Positioning
Identifikasi
para pesaing, termasuk persepsi konsumen, menentukan posisi pesaing,
menganalisis preferensi khalayak sasaran, menetukan posisi merek produk sendiri,
serta mengikuti perkembangan posisi.
5.
Memilih
media promosi kesehatan
Pemilihan
media didasarkan pada selera khalayak sasaran. Media yang dipilih harus
memberikan dampak yang luas. Setiap media akan memberikan peranan yang berbeda.
Penggunaan beberapa media secara serempak dan terpadu akan meningkatkan
cakupan, frekuensi, dan efektivitas pesan.
Media
yang digunakan dilihat dari situasi dan kondisi, jika akan melakukan komunikasi
kesehatan di daerah pedesaan yang belum terjamah oleh teknologi modern dan listrik
yang belum menjangkau seluruh daerah pelosok, maka media yang baik digunakan
adalah media Cetak Contohnya poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar,
lembar balik, stiker, dan pamphlet, ataupun media gambar/media grafis yang
tentunya dibarengi dengan komunikasi antarpribadi dan kelompok agar pesan yang
di sampaikan dapat dipahami dan diterima dengan baik oleh masyarakat.
Sebaliknya
jika pesan kesehatan ingin di ketahui oleh masyarakat luas, serempak ingin
diketahui oleh seluruh masyarakat dimanapun berada, memberikan dampak yang
luas, maka media yang digunakan adalah media massa atau media elektronik yang
cakupannya lebih luas, bisa langsung diterima oleh masyarakat luas dimanapun
berada dan menghemat biaya dalam penggunaannya.
VII.
PESAN DALAM MEDIA
Pesan
adalah terjemahan dari tujuan komunikasi ke dalam ungkapan atau kata yang
sesuai untuk sasaran. Pesan dalam suatu media harus efektif dan kreatif. Oleh
karena itu, pesan harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :
1.
Memfokuskan
perhatian pada pesan (command attention)
Ide
atau pesan pokok yang merefleksikan strategi desain suatu pesan dikembangkan.
Bila terlalu banyak ide, hal tersebut akan membingungkan sasaran dan mereka
akan mudah melupakan pesan tersebut.
2.
Mengklarifikasi
pesan (clarify the message)
Pesan
haruslah mudah, sederhana dan jelas. Pesan yang efektif harus memberikan
informasi yang relevan dan baru bagi sasaran. Kalau pesan dalam media
diremehkan oleh sasaran, secara otomatis pesan tersebut gagal.
3.
Menciptakan
kepercayaan (Create trust)
Pesan
harus dapat dipercaya, tidak bohong, dan terjangkau. Misalnya, masyarakat
percaya cuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit diare dan untuk itu
harus dibarengi bahwa harga sabun terjangkau atau mudah didapat di dekat tempat
tinggalnya.
4.
Mengkomunikasikan
keuntungan (communicate a benefit)
Hasil
pesan diharapkan akan memberikan keuntungan. Misalnya sasaran termotivasi
membuat jamban karena mereka akan memperoleh keuntungan dimana anaknya tidak
akan terkena penyakit diare.
5.
Memastikan
konsistensi (consistency)
Pesan
harus konsisten, artinya bahwa makna pesan akan tetap sama walaupun disampaikan
melalui media yang berbeda secara berulang; misal di poster, stiker, dan
lain-lain.
6.
Cater
to heart and head
Pesan
dalam suatu media harus bisa menyentuh akal dan rasa. Komunikasi yang efektif
tidak hanya sekadar memberi alasan teknis semata, tetapi juga harus menyentuh
nilai-nilai emosi dan membangkitkan kebutuhan nyata.
7.
Call
to action
Pesan
dalam suatu media harus dapat mendorong sasaran untuk bertindak sesuatu bisa dalam
bentuk motivasi ke arah suatu tujuan. Contohnya, “Ayo, buang air besar di
jamban agar anak tetap sehat”.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Media Komunikasi kesehatan
adalah semua sarana atau upaya menampilkan pesan atau informasi yang ingin
disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronika, dan media
luar ruang, sehingga pengetahuan sasaran dapat meningkat dan akhirnya dapat
mengubah perilaku ke arah positif terhadap kesehatan. Simnett dan Ewles (1994)
menambahkan bahwa metode mengajar dan alat belajar seperti leaflet, poster dan
video banyak dipakai dalam praktik komunikasi kesehatan.
Alat peraga digunakan
secara kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis dengan foto dan sebagainya.
Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun tunggal, ada
dua hal yang harus diperhatikan, yaitu alat peraga harus mudah dimengerti oleh
masyarakat sasaran dan ide atau gagasan yang terkandung didalamnya harus dapat
diterima oleh sasaran.
B.
SARAN
Makalah ini membahas
tentang komunikasi kesehatan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari,
di harapkan setelah membaca makalah ini untuk dapat di terapkan dalam kehidupan
sehari-hari cara berkomunikasi yang baik dalam masyarakat dan memahami
cara-cara atau strategi dalam berkomunikasi mengenai kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Muhammad Jufri, M.Si,2012.
“Mata Kuliah Komunikasi Kesehatan”.
Palu: STISIPOL Panca Bhakti.
dr. Nengah Adnyana Oka M., M.Kes,2012.
“Alat Bantu dan Media Pendidikan
Kesehatan Dalam Promosi Kesehatan” AAK Nasional Surakarta. http://aaknasional.wordpress.com/2012/03/29/alat-bantu-dan-media-pendidikan-kesehatan-dalam-promosi-kesehatan/ (30
September 2013).
Butur Anwar,2011. “Makalah
Komunikasi Kesehatan” http://anwarbutur.blogspot.com/2011/06/makalah-komunikasi-kesehatan.html (diakses 30 September 2013)
Radtnha Midwifery,2012. “Makalah
Media Promosi Kesehatan (Matkul_Promosi Kesehatan”. Chamysh3yna's Blog. http://radtnhamidwifery.wordpress.com/2012/05/27/makalah-media-promosi-kesehatan-matkul_promosi-kesehatan-2/ (diakses 30 September 2013).
Radtnha Midwifery,2012. “Makalah
Media Promosi Kesehatan (Matkul_Promosi Kesehatan”. Chamysh3yna's Blog. http://radtnhamidwifery.wordpress.com/2012/05/27/makalah-media-promosi-kesehatan-matkul_promosi-kesehatan-2/ (diakses 30 September 2013).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar